Har Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Portofolio Sebagai Authentic Assessment

Saturday, September 24, 2011

Share this history on :

image SEIRING dengan penerapan kurikulum nasional yang berbasis KTSP, portofolio dipandang sebagai informasi penting untuk mengukur salah satu keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Portofolio merupakan sebuah proses rekapitulasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara detail peserta didik. Selain sebagai evidensi (dokumen) hasil proses belajar mengajar, portofolio juga menjadi sumber penting untuk menentukan kebijakan guru dan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Penilain berbasis portofolio dirancang dan difungsikan untuk mengetahui kemajuan peserta didik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio berguna untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan peserta didik dan sekaligus seberapa jauh kurikulum dapat berjalan secara maksimal. Jadi antara implementasi kurikulum dengan hasil serap peserta didik setidaknya dapat diketahui dengan menggunakan portofolio.

Dalam proses pembelajaran, terdapat tiga hal yang saling berkesinambungan, yaitu materi (kurikulum), metode (cara, pendekatan) dan evaluasi (penilaian, pengukuran). Ketiga hal itu saling terkait satu sama lain dan sulit dipisahkan. Sehingga penilaian portofolio merupakan tugas yang dilakukan guru dengan mempertimbangkan soal pencermatan, keobjektifan dan secara terus menerus. Penilaian bukanlah hasil rekaan, imajinatif atau catatan kosong, tetapi penilaian adalah suatu cacatan realitas yang penuh arti dan makna, baik bagi penilai maupun yang dinilai ataupun pengguna nilai. Sehingga penilaian itu harus menunjukkan kategorisasi yang lengkap dan utuh, dan hal itu terumuskan secara sistematis dalam bentuk portofolio.

Seperti yang terjadi pada perkembangan dekade terakhir, bahwa penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan baru yang menjadi paket dari implementasi kurikulum. Konsep ini, belajar dari keberhasilan pendidikan di negara-negara maju, bahwa portofolio digunakan sebagai bahan untuk standarisasi. Selama ini, standar capaian mutu pendidikan masih bersifat tradisional yakni menggunakan penilaian yang bersifat paket dari materi atau untuk mengejar materi habis. Dengan penilaian portofolio, interaksi edukatif akan terkontrol secara menyeluruh, karena penilaian ini berjalan mulai dari awal hingga akhir kontrak studi belajar.

Implementasi penilaian portofolio ini akan memudahkan guru melihat perkembangan peserta didik sampai batas-batas tertentu. Melalui penilaian portofolio, peserta didik juga bisa mengetahui tentang aspek-aspek apa saja yang mereka sudah kerjakan selama waktu belajar. Segala kelemahan dan keunggulannya mereka dapat mengakses melalui lembar portofolio. Selain itu, portofolio juga memungkinkan peserta didik dapat menunjukkan kelebihan yang mereka miliki dalam kelas-kelas yang heterogen.

Lebih dari itu, penilaian portofolio membantu guru dalam melakukan penempatan kelas peserta didik agar proses belajar mereka lebih dinamis dan kreatif, serta mendorong perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Tugas ini memacu guru untuk bertanggungjwab (akuntabilitas) terhadap konstituen (peserta didik) orang tua, dan masyarakat. Dengan adanya portofolio, akses peserta didik, orangtua, dan masyarakat dapat mengetahuinya secara transparan dan objektif dari hasil belajar.

Satu hal lagi yang menjadi penekanan pada penerapan kurikukum adalah penilaian berbasis kelas. Konsep tersebut merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yakni standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar. Dari hasil penilaian tersebut, akan bermanfaat bagi peserta didik sendiri, orangtua, dan bagi masyarakat.

Sebagai upaya pembaruan proses kegiatan pembelajaran, penilaian berbasis kelas ataupun penilaian portofolio memberikan kerangka dasar yang lebih maju ketimbang sebelumnya. Upaya ini akan secara terus menerus menggali kompetensi peserta didik agar mereka dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Sehingga prinsip penilaian berbasis kelas atau juga portofolio berangkat dari kerangka motivasi, validitas, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna dan menyeluruh. Dari prinsip tersebut, tugas dan tanggung jawab guru di sekolah akan semakin jelas dan dapat dibedakan dengan profesi lain.
*) Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

sumber : Mujtahid

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 comments:

Post a Comment