Har Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation

Monday, March 15, 2010

oleh: David Narudin*)) dalam Akhmad Sudrajat

Group Investigation

Group Investigationn merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:

1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.

Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif.

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran Guru.

Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang  telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.

Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation, (Kiranawati (2007), dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerjasama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) diatas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30):

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation

 

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan.

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan tugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

Terkait dengan efektivitas penggunaan metode Metode Group Investigation ini, dari hasil penelitian yang dilakukan  terhadap siswa kelas X SMA Kosgoro Kabupaten Kuningan Tahun 2009 menunjukkan bahwa:

Pertama, dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

Kedua, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.

Ketiga, pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.

Keempat, adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

Dari hasil penelitian ini pula dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia. Cet. Ke-5.

Asep Jihad dan Muhtadi Abdullah. 2008. Guru Profesional. Bandung: PT Cipta Persada. Cet. Ke-10.

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Desty Henrliniar. 2004. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips Terhadap Pemahaman Siswa pada Materi Pokok Bekerja Dengan Metode Ilmiah Di SMA Negeri I Kuningan. Universitas Kuningan: Pendidikan Biologi.

E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

Ihat Hatimah, dkk. 2008. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. (Diakses tgl 13 November 2007).

Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

M. Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mcklar. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat. http://one.indoskripsi.com/ judul-skripsi/ skripsi-lainnya/ penerapan-pembelajaran-kooperatif-model-group- investigation- untuk- meningkatkan- motivasi- dan- has. (Diakses tgl 11 Juni 2008).

Mohammad Ali, dkk. 1984. Bimbingan Belajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

Mohamad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Muslimin Ibrahim, et.al.. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Cet. Ke-2.

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nunu Nurnaasih. 2007. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Kontekstual. FLIP UNSWAGATI.

Peter Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern Englliss Press. Cet.ke-1.

S. Nasution. 1986. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung: Jemmars.

Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cet. Ke-4.

Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Udin S. Winaputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.

W.S. Winkel. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

*)) David Narudin adalah Mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan Tahun 2004.

Melatih Antusiasme Siswa Terhadap Pembelajaran

Oleh : Ana Andriani, M.pd.

An enthusiast a fanatic about life. And because the enthusiast has the attitude the good things will happen,good things do happen‘-anonymous

Antusisme adalah suatu perasaan kegembiraan terhadap sesuatu hal yang terjadi. Respon yang positif terhadap sesuatu yang ada di sekitar kita, tentu sangat diharapkan, karena respon ini akan berdampak pada perilaku sehari-hari.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, antusisme berarti gairah, gelora semangat, minat besar. Gairah terhadap sesuatu yang ada di dalam kehidupan. Antusiasme bersumber dari dalam diri, secara spontan atau melalui pengalaman terlebih dahulu. Ibarat makanan, kalau kita melihat seseorang begitu lahap menyantap makanan yang ada di depannya, maka antusisme terjadi, sehingga respon kita terhadap makanan yang ada di depan kita pun menjadi positif, dan menyebabkan kita menjadi ingin makan dengan lahap juga.

Pada proses belajar mengajar, kecenderungan teacher centered (pembelajaran berpusat pada guru) masih nampak, yang semestinya students centered (pembelajaran berpusat pada siswa) terjadi, masih sebatas asa. Terlebih antusisme siswa dalam menghadapi pembelajaran di dalam kelas (pembelajaran trasisional), masih amat rendah.

Berbagai pelatihan untuk guru terus diupayakan, methoda dan model pembelajaran beragam digulirkan, namun tetap belum mampu menggugah antusisme siswa. Pada umumnya mereka cenderung menjadi siswa yang ‘manis’ kalau tidak dikatakan pasif. Lebih banyak diam dan hanya jadi pendengar yang baik. Sikap kritis terhadap permasalahan yang ada tidak nampak. Skeptis dan apatis yang terlihat.

Dengan menggunakan methoda serta model yang variatif, diharapkan antusisme siswa tergugah, namun apa yang terjadi? Ternyata strategy untuk memudahkan transferred of knowledge, yang sejatinya adalah transferred of attitude tidak berjalan optimal. hanya siswa-siswa tertentu dalam jumlah kecil yang dapat mengikutinya, belum secara keseluruhan.

Portofolio sebagai methoda, model serta sebagai bentuk penilaian teranyar yang sudah teramat sering disosialisasikan, ternyata belum dapat sepenuhnya diaplikasikan di lapangan. Terkait dengan waktu dan tenaga yang terbatas. Portofolio terus dikumandangkan, untuk menggugah antusisme siswa terhadap permasalahan nyata di lapangan.

Sistematika portofolio yang dimulai dari: identifikasi masalah, Perumusan masalah, di mana siswa yang memilih dan menentukan satu masalah yang akan dikaji, selanjutnya menilai kebijakan alternative, mengusulkan kebijakan masalah, sampai pada penyajian port folio, semua melibatkan peran siswa, namun tetap saja belum mampu menggugah antusisme siswa.

Realita empirik belum memperlihatkan peningkatan yang positif. Ya menjadi pertanyaan, mengapa sukar sekali melatih antusisme siswa terhadap pembelajaran?

Permasalahan ini tidak muncul begitu saja, namun terkait dengan sejarah masa lalu. Pembungkaman aspirasi terlalu lama, menyebabkan masyarakat menjadi skeptis dan apatis. Tidak langsung kepada siswa, akan tetapi pola didik orang tua sebagai keturunan langsung pelaku zaman itu, menurunkannya secara tidak langsung. Padahal manusia diciptakan Allah swt. Dengan talenta yang luar biasa, namun sayang talenta tersebut belum dapat dieksplorasi secara optimal.

Antusisme terhadap siswa dapat dilatih sedini mungkin dengan hal-hal yang mampu menggugah, sehingga respon positif yang diharapkan muncul secara bertahap. Hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai fasilitator mampu menciptakan arena perlombaan pada pembelajaran, tanpa melepaskan norma yang ada, tidak dengan mendiskreditkan sebagian siswa dan membela siswa lainnya.

2. Selalu dekat dengan trend yg sedang in: guru mengambil kasus-kasus yang dikorelasikan dengan bahan ajar sehingga mampu menggugah siswa. Siswa diminta untuk memutuskan suatu masalah yang terjadi di lapangan.

3. Nikmatnya menjalankan missi: visi, missi, strategy , dan mampu diaplikasikan di lapangan, dengan berbagai variasi.

4. Manfaatkan media yang ada untuk menambah wawasan guru, agar tidak ketinggalan jaman, serta mampu membantu siswa untuk berani memecahkan masalahnya serta masalah yang dihadapi lingkungan sekitarnya.

Semoga anak-anak kita menjadi manusia yang responship terhadap peasalahan masyarakat sehingga sedikit demi sedikit krisis multidimensi, secara perlahan sirna, amin.

Pengertian Sistem Ekonomi

Saturday, March 13, 2010

2064485333p Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara.

Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara.

Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Lingkaran-lingkaran kecil tersebut merupakan suatu subsistem. Subsistem tersebut saling berinteraksi dan akhirnya membentuk suatu kesatuan sistem dalam lingkaran besar yang bergerak sesuai aturan yang ada.

Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :

a. Sarana pendorong untuk melakukan produksi

b. Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu

c. Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.

Macam-macam SistemEkonomi

Sistem ekonomi sebagai solusi dari permasalahan ekonomi yang terjadi dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :

1. Sistem Ekonomi Tradisional

2. Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)

3. sistem ekonomi Komando (Terpusat)

4. Sistem Ekonomi Campuran

1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja.

Ciri dari sistem ekonomi tradisional adalah :

1. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana

2. Hanya sedikit menggunakan modal

3. Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang)

4. Belum mengenal pembagian kerja

5. Masih terikat tradisi

6. Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran

Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat

2. Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul

3. Tidak individualistis

Kelemahan dari sistem ekonomi tradisional adalah :

1. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah

2. Mutu barang hasil produksi masih rendah Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku badui dalam, sistem ini masih digunakan dalam kehidupan sehari – hari

2. Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas)

Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.

Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Ciri dari sistem ekonomi pasar adalah :

1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal

2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya

3. Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba

4. Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta)

5. Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar

6. Persaingan dilakukan secara bebas

7. Peranan modal sangat vital Kebaikan dari sistem ekonomi antara lain:

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi

2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi

3. Munculnya persaingan untuk maju

4. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku dipasar

5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba

Kelemahan dari sistem ekonomi antara lain:

1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan

2. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal

3. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat

4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasisumber daya oleh individu

3. Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)

Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi.

Ciri dari sistem ekonomi pasar adalah :

1. Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah

2. Hak milik perorangan tidak diakui

3. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian

4. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah Kebaikan dari sistem ekonomi terpusat adalah: 1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya

2. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar

3. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga 4. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan

5. Jarang terjadi krisis ekonomi

Kelemahan dari sistem ekonomi terpusat adalah :

1. Mematikan inisiatif individu untuk maju

2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat

3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya

5. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.

Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :

1. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat

2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah

3. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.

4. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika, Hongkong, dan negara–negara eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis.

Kebanyakan negara-negara menerapkan sistem ekonomi campuran seperti Perancis, Malaysia dan Indonesia. Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi soviet, dari sistem ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan positif.

Perkembangan Sistem Ekonomi

A. Latar Belakang Munculnya Sistem

market Bahwa suatu sistem muncul adalah didasari oleh usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sedangkang kebutuhan manusia sangat beragam dan tak terbatas. Sebagai contoh, kebutuhan manusi akan peningkatkan pengetahuan-muncul sistem pendidikan; kebutuhan manusia akan sandang, pangan atau papan-muncul sistem ekonomi; hubungan dengan orang lain akan terbentuk-sistem pengaturan, sistem sosial; kebutuhan untuk berkelompok dalam masyarakat tertentu-sistem masyarakat; dan kebutuahan akan kesejahteraan masyarakat-muncul sistem politik. Kemudian kebutuhan dari warga negara dalam mengatur-tatanan kehidupan berbangsa dan keputusan-keputusan politik yang diilhami oleh struktur sosial dan culture, akan terbentuk suatu sistem pemerintahan negara.

Untuk itu dalam suatu sistem sosial (mekanisme jaringan-hubungan dalam suatu atau yang dianut masyarakat) akan membentuk suatu sistem pemerintahan dan sistem ekonomi suatu bangsa.

Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk suatu kegiatan (satu kesatuan yang menyeluruh) yang saling berinteraksi secara teratur-berhubungan satu dengan yang lain dan saling tergantung untuk mencapai tujuan bersama.

B. Sistem Perekonomian Pada Umumnya

Tujuan dari sistem perekonomian merupakan usaha untuk mengatur pertukaran barang dan jasa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena politik ekonomi merupakan bagian politik nasional, maka dalam hal ini kebijakan politik sering didasarkan pada masalah ekonomi, dan kebijakan ekonomi seringkali didasarkan pada masalah politik.

1. Perkembangan sistem politik dan pemikiran ekonomi

Struktur sosial feodal-kekuasaan raja-bangsawan yang absolut-diktaktor, menimbulkan kesengsaraan masyarakat. Dalam masyarakat yang demikian kebebasan berpikir masyarakat terpasung dan tertindas. Timbul pendobrakan terhadap kekuasaan raja yang absolut, ditandai dengan konsep kontrak sosial “social contract” yang salah satu asasnya adalah kesadaran bahwa dunia dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam yang mengandung prinsip-prinsip keadalian yang universal, berlaku untuk segala zaman serta semua manusia. Munculah semangat kebebasan, persamaan dan persaudaraan.

Pada gilirannya mempengaruhi perubahan sosial dan cultural masyarakat, ditandai dengan adanya kebebasan berpikir yang berkembang amat pesat dan sangat mempengaruhi gagasan dalam kehidupan politik dan ekonomi.

Bersamaan dengan berkembang konsep negara baru timbul kebutuhan untuk mengatur kehidupan ekonominya.

Pada awalnya muncul Renaissance (1350-1600) dan reformasi (1500-1650), lalu aufklaerung “pencerahan” (1650-1800). Kemudian pada abad ini muncul pemikiran ekonomi merkantilisme “negara makmur-emasnya banyak-keuangan kuat sebagai simbul kekayaan dan kemakmuran” yang memunculkan kolonialisme, dimana negara kuat secara ekonomi apabila negara lain miskin.

1776 muncul faham psyokrat oleh Quesney bersamaan dengan Adam Smith yang menentang gagasan merkantilisme-kolonial dan feodalisme dan yang menentang hambatan-hambatan pemerintah. David home dan David Ricardo dengan faham ekonomi produksi-konsumsi-pertukaran/ perda-gangan yang mendukung semangat “laizzez faire, laizzer passer”-identik dengan kebebasan-kebutuhan, muncul faham dan sistem kapitalisme.

1818-1883, Karl Marx yang menentang ajararn kapitalisme-penindasan rakyat kecil dan buruh. Pandangan Marx terhadap negara bahwa negara itu hanya alat untuk menindas-mengatur kelas lainnya. Perlu adanya revolusi masa-sosialis/komunis untuk pemerataan hak dan kewajiban.

Pemikiran-pemikiran dibidang ekonomi akan mempengarui bentuk-bentuk pemerintahan. Yang kemudian berkembang faham demokrasi.

2. Pembagian sistem ekonomi

Sistem menunjuk kepada suatu kumpulan tujuan, gagasan, kegiatan yang dipersatukan oleh beberapa bentuk saling hubungan dan adanya ketergantungan yang terartur dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Sedang sistem perekonomian adalah sistem sosial atau kemasyara-katan dilihat dalam rangka usaha keseluruhan sosial itu untuk mencapai kemakmuran.

Dalam pengertian sistem sosial terkandung unsur :

a. Tujuan bersama dengan segala harapannya, dalam hubungannya dengan perekonomian, jelas tujuan bersama itu dimaksudkan ialah kemakmuran masyarakat.

b. Seperangkat nilai yang melekat pada tujuan bersama tersebut menciptakan pengikat yang mempersatukan anggota masyarakat dalam usaha bersama menurut cara-cara tertentu.

c. Sikap dasar dan pengertian tentang hak dan kewajiban, yang membentuk pola tingkah laku dan tindakan individu maupun kelompok satu dengan yang lain.

d. Otoritas, kepemimpinan, struktur kekuasaan untuk mengarhkan usaha bersama, memilih atau menetapkan alternatif-alternatif bagi alat-alat yang dipergunakan dan mempersatukan seluruh anggota masyarakat untuk bersama-sama mempergunakan alat-alat tersebut.

Kemakmuran masyarakat terutama menyangkut kegiatan yang paling esensial dari kehidupan sistem, yaitu produksi barang dan jasa, dan bagaimana barang dan jasa itu didistribusikan diantara individu dan kelompok dalam masyarakat, dipertukarkan dan dikonsumsi, yang semuanya berkaitan erat dengan konsep pemilikan yang berlaku, kekuasaan pemerintahan negara dll.

Dalam pembentukan suatu sistem, tidak lepas dari pada pengaruh falsafah sosial pada sistem perekonomian. Falsafah sistem sosial disadari atau tidak diturunkan dari pandangan yang spesifik tentang manusia. Falsafah-falsafah itu dikenal dengan individualisme dan sosialisme.

Sistem perekonomian mengenal berbagai bentuk di berbagai negara sepanjang sejarah. Dalam klasifikasi ini tergantung pada cara bagaimana sistem itu membuat keputusan-keputusan dasar produksi, distribusi dan pertukaran serta konsumsi.

Atas dasar klasifikasi tersebut, ditemui bentuk-bentuk suatu sistem yaitu :

a. Sistem ekonomi pasar (kapitalisme)

Dalam mana pengambilan keputusan didistribusikan secara luas, atau lebih tepat diserahkan kepada semua individu. Dalam pemikiran sistem ini alat-alat dasar produksi dikuasai oleh swasta, maka produksi barang dan jasa secara maksimal akan tercapai bila campur tangan pemerintah ditiadakan atau dibatasi sedikit mungkin untuk memberi kesempatan kepada individu untuk menggunakan kekayaan dan daya kreatvitasnya dan atau tenaga kerjanya sebebas-bebbasnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi individu itu sendiri.

Dalam sistem liberal kapitalis atau sistem laissez faire menghendaki proses berdasarkan kekuatan atau mekanisme pasar dan perataan berdasarkan alokasi pasar dalam suasana usaha bebas dan perdagangan bebas atau sering disebut dengan ekonomi pasar.

Dasar teoritis ekonomi pasaran adalah persaingan bebas yang menggerakkan mekanisme pasar. Dalam hal ini penawaran dan permintaan bebas yang dilatarbelakangi motif keuntungan pada pihak produsen maupun konsumen, dalam hal menentukan harga-harga tentang berapa banyak jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi. Menurut sistem ini, yang menganggap kekuatan pasar bebas sebagai jalan terbaik bagi proses pencapaian kemakmuran dan alat alokasi yang paling tepat untuk perataan kekayaan, akan membawa perekonomian pada keseimbangan yang langgeng.

Ciri terpenting dari sitem perekonomian liberal adalah :

1). Alat produksi dimiliki oleh individu atau badan hukum. Hak milik perseorangan bersifat individualistis.

2). Produksi dilakukan oleh swasta berdasarkan kebebasan individu untuk menentukan usahanya sendiri dan kebebasan memilih pekerjaaanya sendiri atas inisiatif dan tanggungjawabnya sendiri, kebebasa membuat kontrak (jual-beli, sewa, pinjam dan perburuhan) dan kebebasan hak milik.

3). Motif perolehan laba adalah sebesar-besarnya merupakan dasar penentuan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.

4). Pasar ditandai dengan persaingan bebas, dalam mana harga ba-rang ditentukan oleh interaksi atau mekanisme bebas antara penawaran dan permintaan atau dengan kata lain persediaan dan konsumsi.

5). Pada dasarnya negara tidak campur tangan dalam kehidupan eko-nomi. Tugasnya hanya menjaga tertib hukum yang menjamin kebebsan usaha setiap individu.

b. Sistem ekonomi perencanaan (sosialisme-komunis)

Dalam sistem ini pengambilan keputusan terkonsentrasi pada kelom-pok yang berkuasa. Dalam sosialisme itu untuk menyebut ajaran tentang gerakan yang umumnya menghendaki pemilhan alat produksi secara kolektif, dengan ekonomi berencana yang disusun, dilaksnakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat.

Dalam sistem ini menghendaki proses berdasarkan kekuasaan negara dan alokasi oleh pemerintah, dan karena itu mengharuskan perencanaan pusat (central planning) atau sering disebut dengan ekonomi berencana.

Dalam sistem ini pula, beranggapan bahwa kekuatan dan kekuasaan negara dapat membangun segala-galanya, demikian juga dengan alokasi semua barang-barang untuk kebutuhan ekonomis.

Ciri-ciri terpenting dalam sitem perekonomian sosialis :

1). Semua alat produksi dan sumber ekonomi dikuasai seluruhnya oleh negara, semua kekayaan adalah kekayaan sosial, hak milik seseorang atas alat produksi dan sumber ekonomi tidak diakui dan dimiliki secara kolektif.

2). Seluruh kegiatan ekonomi, termasuk produksi dan distribusi barang-barang merupakan usaha bersama dibawah pimpinan dan pengwasan pemerintahan negara. Uasaha swasta tidak dikenal dan semua perusahaan adalah perusahaan swasta. Semua warga masyarakat adalah pekerja yang dibebani kewajiban turut serta dalam kegiatan ekonomi menurut kemampuan, dan setiap warga negara dijamin keperluan hidupnya menurut kebutuhan.

3). Jenis dan jumlah barang yang diproduksi ditetapkan menurut cara pemerintah pusat atau badan pusat yang dibentuk pemerintah.

4). Sifat serba negara (etatisme) disamping produksi dan distribusi, juga mencakup pengaturan konsumsi dan penentuan harga barang menurut rencana dan penetapan pemerintah.

5). Negara adalah penguasa mutlak. Bahwa tidak ada milik perseo-rangan, kecuali atas barang-barang yang sudah dibagikan, tidak ada kebebasan mengusai barang yang dihasilkan dengan tenaga kerjanya sendiri, tidak ada kebebasan berusaha dan menentukan pekerjaan (sistem totaliter).

c. Sistem ekonomi campuran (dualisme)

Dalam sistem ini berusaha memadukan dua sistem yang bertolak belakang secara ekstrim di atas, dimana dalam menentukan suatu dasar sistem perekonomian suatu negara, berusaha membandingkan dan mengambil kebaikan-kebaikan dari kedua sistem tersebut. Dalam hal ini dibedakan dari suatu proses mana yang akan dikuasai oleh negara dan oleh swasta dalam rangka mencapai suatu kemakmuran masyarakat atau sering disebut dengan ekonomi kolektif atau ekonomi pasaran sosial.

Dalam sistem ini pula, kekuasaan pemerintahan negara dan kebebasan individu atau masyarakat berdampingan dalam kadar yang berbeda-beda sesuau dengan falsafah atau dasar sistem sosial masyarakat. Ada campuran yang lebih mendekati kapitalis karena kadar kebebasan relatif lebih besar. Ada pula campuran yang lebih mendekati sosialis karena kadar dan peranan pemerintah yang relatif besar dalam proses ekonomi.

Tapi dalam bentuk berbagai campuran, ini bersumber dari ekonomi bangsa, termasuk alat produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta disamping sumber-sumber tertentu yantg dikuasai oleh pemerintah pusat. Untuk itu dalam sistem ekonomi campuran paling tidak ada dua sektor, yaitu sektor negara (sektor pemerintah dan sektor publik) dan sektor swasta.

Sistem campuran melahirkan ekonomi pasaran sosial, yang memungkinkan terjadi persaingan dipasaran bebas, tapi bukan persaingan mati-matian, sedang campur tangan pemerintah dilancarkan untuk menyehatkan kehidupan ekonomi, mencegah konsentrasi yang terlalu besar dipihak swasta (kapitalkisme), mengatasi krisis-krisis, dan membantu golongan yang secara ekonomis lemah.

Untuk itu nama lain yang identik dengan sistem ekonomi campuran adalah negara kemakmuran, negara kesejahteraan, demikrasi ekonomi dan masyarakat adil makmur.

3. Sistem Perekonomian di Indonesia

Pidato M. Hatta dalam konferensi ekonomi di Yogyakarta, pada 3 Pebruari 1946 dikatakan bahwa dasar politik perekonomian RI terpancang dalam UUD 1945 dalam bab “kesejahteraan sosial” pasal 33.

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan

b. Cabang-cabang produksi yang bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara

c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Selanjutnya dalam penjelasan pasal 33 ditetapkan sebagai berikut : “Dalam pasal 33 tercantun dasar demokrasi ekonomi produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,. Kalau tidak, tanpuk produksi jatuh ke tangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat banyak ditindasnya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ditangan orang seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebag itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pidato M. hata ini menegaskan bahwa dasar perekonomian yang sesuai dengan cita-cita tolong-menolong adalah koperasi.

Sementara itu Soemitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di washinton, 22 Pebruari 1949 menegaskan bahwa yang dicita-citakan ialah macam suatu ekonomi campuran : Lapangan-lapangan tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha partikulir. Yang terkhi harus tunduk kepada pemerintah tentang syarat kerja, upah dan politik pegawai.

Namun meski sudah cukup jelas tentang sistem perekonomian Indonesia, dalam perkembangannya sistem perekonomian Indonesia tidak hanya berkisar pada ekonomi campuran, akan tetapi mengarh ke bentuk baru yang disebut Sistem ekonomi Pancasila. Yang kemudian dipertegas dalam GBHN. Pembangunan ekonomi yang didasarkan kepada Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha, sebaliknya dunia usaha perlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang nyata.

a). Demokrasi ekonomi yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan memiliki ciri-ciri positif sebagai berikut :

1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan

2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara

3). Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

4). Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pda lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.

5). Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

6). Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

7). Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

8). Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

b). Dalam demokrasi ekonomi harus dihindarkan ciri-ciri negatif sebagai berikut :

1). Sistem free fight liberalism, yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktural posisi Indonesia dalam ekonomi dunia.

2). Sistem etatisme, dalam mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.

3). Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk yang merugikan masyarakat.

Dalam demokrasi dan ekonomi yang berdasar Pancasila dan UUD 1945, dengan jelas dan tegas menolak individualisme yang sepenuhnya tak sosial, tak pernah menerima sistem kemasyarakatan yang sepenuhnya diabdikan kepada kepentingan individu-individu yang terlepas satu sama lain. Dan dalam alam pandangan Pancasila dan UUD 1945, maka keduanya yaitu individu dan masyarakat, berada dalam keselarasan dan keseimbangan, sebagai bagian dari keselarasan dan keseimbangan yang lebih besar.

Perbandingan antara sistem-sistem perekonomian

sistem ekonomi

Keterampilan interpersonal!

- Saya akan membayar lebih untuk kemampuan untuk berurusan dengan orang lain daripada untuk kemampuan di bawah matahari. - John Rockefeller.

interpersonal Kami tidak ada masalah bisnis. Kami punya masalah orang. Apabila kita memecahkan masalah orang kami, bisnis kami adalah masalah substansial terselesaikan. Pengetahuan masyarakat adalah lebih penting daripada produk pengetahuan. Satu perlu membangun kepribadian & penampilan ia merupakan kombinasi dari orang dari sikap, tingkah laku, & ekspresi. Langkah-langkah positif untuk membangun kepribadian & penampilan adalah sebagai di bawah.

• Langkah No.1. Terima tanggung jawab. Tingkah laku yang bertanggung jawab untuk menerima & akuntabilitas yang mewakili jatuh tempo. Penerimaan tanggung jawab adalah refleksi dari sikap kami & lingkungan kami beroperasi in

• Langkah No.2. Perlihatkan pertimbangan, kesopanan, & kesopanan. Keprihatian menunjukkan sikap kepedulian. Semakin hati kita, semakin meluas & satu kebaikan yang lebih sopan kami terhadap orang-orang datang secara otomatis kita dekat dengan masyarakat.

• Langkah No.3. Think win / win. Ketika kami berpikir tentang melayani pelanggan kami, keluarga kami, kami pengusaha, karyawan, kolega kami secara otomatis menang. Satu perlu membuat menang / menang situasi & hasilnya akan berujung ke kebahagiaan, kemakmuran, kesenangan & kegembiraan karena mereka tidak berpikir untuk dirinya sendiri.

• Langkah No.4. Pilih apa yang Anda katakan daripada mengatakan apa yang Anda pilih. Itulah perbedaan antara hikmat & kebodohan. J orang bodoh berbicara tanpa berpikir; orang yang bijaksana berpikir sebelum berbicara. Satu kata yang diucapkan tertentu dapat menyebabkan kerusakan irreparable, sehingga setiap kali Anda mengucapkan kata-nya memvisualisasikan konsekuensi. Kata-kata yang diucapkan tidak dapat diambil.

• Langkah No.5. Jangan mengkritik & mengeluh. Mengkritik dengan semangat kegunaan daripada sebagai pertangguhan bawah. Mengkritik perilaku, bukan karena orang ketika kita mengkritik orang, kita menyakiti mereka percaya diri.

• Langkah No.6. Smile & berbaik. Itu terjadi dalam sekejap, & memori mungkin selamanya terakhir. Kegembiraan mengalir dari kebaikan. Dibutuhkan lebih banyak otot untuk mengkerut daripada tersenyum. Lebih mudah untuk tersenyum daripada mengkerut. Sering smile & make it a habit.

• Langkah No.7. Debitkan interpretasi positif pada perilaku orang lain. Karena ketiadaan fakta-fakta yang cukup, naluri orang mengajukan interpretasi negatif pada orang lain atau tindakan inactions. Misalnya, seberapa sering kita harus melalui panggilan & tidak gotten balasan dari pihak lain selama 2 hari & pikiran pertama yang datang ke pikiran kita adalah "Mereka saya diabaikan."

Langkah • No.8. Jadilah pendengar yang baik. Mendengarkan menunjukkan kepedulian. Bila Anda menunjukkan sikap kepedulian terhadap orang lain, orang yang merasa penting. Ketika dia merasa penting, apa yang terjadi? Dia lebih & lebih termotivasi untuk menerima ide-ide Anda.

• Langkah No.9. Live sewaktu Anda hidup. Jangan mati sebelum anda mati. Semangat & keinginan adalah apa yang sedang berubah untuk keunggulan. Air menjadi uap dengan perbedaan yang hanya 1 derajat suhu & uap dapat memindahkan beberapa mesin yang terbesar di dunia. Semangat apa yang membantu kami untuk melakukannya dalam kehidupan kita.

• Langkah No 10. Berikan apresiasi jujur & tulus. Tulus penghargaan ini merupakan salah satu yang paling besar yang bisa memberikan hadiah kepada orang lain. Hal ini menjadikan seseorang merasa penting. Keinginan untuk merasa penting adalah salah satu yang terbesar di cravings kebanyakan manusia. Hal ini dapat menjadi motivator besar.

• Langkah No 11. Bila kita membuat kesalahan, kita harus segera menerima & rela. Beberapa orang tinggal & belajar & tinggal sementara yang lain tidak pernah belajar. Kesalahan ini harus belajar dari pengalaman. Ini adalah kesalahan yang dapat membuat orang tersebut untuk mengulang itu. Sebuah kesalahan adalah kesalahan jika berkomitmen dua kali.

• Langkah No 12. Diskusikan tetapi tidak membantah. Argumentasi seperti memerangi yang kehilangan peperangan. Bahkan jika satu wins, biaya mungkin lebih dari kemenangan yang pantas. Akan membawa Anda nowhere & semakin banyak orang yang mendebat, semakin mereka jarak jauh dari Anda. Emosi perjuangan meninggalkan sisa sakit meskipun Anda akan menang.

• Langkah No 13. Jangan gosip. J gosip pernah pikiran sendiri bisnis karena dia tidak memiliki pikiran maupun bisnis. J gosip lebih peduli apa yang dia overhears daripada apa yang ia mendengar. Gosip adalah seni berkata apa-apa dengan cara yang meninggalkan apa-apa tanpa disebuntukan.

• Langkah 14 No. Balikkan menjanjikan Anda menjadi komitmen. Sebuah komitmen adalah janji yang akan disimpan, apapun. Komitmen berasal dari karakter & mengarah ke keyakinan.

• Kualitas hidup anda akan ditentukan oleh kedalaman komitmen keunggulan Anda, tidak peduli apa yang Anda pilih lapangan.

• Langkah No 15. Jadi bersyukur tetapi tidak mengharapkan terima kasih. Adalah rasa syukur. Itu kami meningkatkan kepribadian & membangun karakter. Terima kasih dari mengembangkan diri. Ini merupakan rasa syukur terhadap orang lain. Tentang harta benda Anda yang paling berharga. Apa yang membuat mereka istimewa? Dalam kebanyakan kasus, hadiah kurang signifikan dibandingkan dengan giver. Jarang kita bersyukur untuk hal-hal yang sudah kita miliki.

• Langkah No 16. Jadi dependable & praktek loyalitas. Kemampuan penting keteguhan tetapi sangat penting. Jika Anda memiliki seseorang dengan segala kemampuan tetapi dia tidak teguh, apa yang ingin dia sebagai bagian dari tim Anda? Tidak, tidak sama sekali.

• Langkah No 17. Hindari peluru grudges. Forgive & forget. Bila seseorang menolak untuk memaafkan, ia adalah kunci pintu yang someday dia mungkin perlu buka. Ketika kami terus grudges & menaruh dendam, yang kita yang paling hurting? Diri kita sendiri.

• Langkah No 18. Practice kejujuran, integritas & ketulusan. Kejujuran inspirasi keterbukaan, kehandalan, kejujuran &. Hal ini menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain & diri. Kejujuran dalam ini, tidak akan muncul dalam.

• Langkah No 19. Practice diri. Keyakinan tanpa kerendahan hati adalah arrogance. Kerendahan hati adalah dasar dari semua virtues. Ini adalah tanda kebesaran. Tulus tapi palsu kekhusyukan menarik diri detracts.

• Langkah No 20. Jadi pemahaman & merawat. Hubungan tidak terjadi karena orang yang sempurna. Mereka datang karena pemahaman tentang. Praktek kedermawanan. Ini merupakan tanda emosional jatuh tempo. Dermawan yang sedang mempertimbangkan thoughtful & tanpa ditanya. Menjadi bijaksana. Akal sehat adalah kemampuan untuk membuat titik tanpa alienating orang lain.

• Langkah No.21. Practice kebaikan setiap hari. Courtesy tidak lebih dari pihak lain. Ia membuka pintu yang tidak terbuka. J sopan orang yang tidak terlalu tajam, akan lebih dalam kehidupan daripada orang kasar tetapi tajam.

• Langkah No 22. Mengembangkan rasa humor. Belajar tertawa pada diri sendiri karena ia adalah aman humor. Tertawa pada diri sendiri akan memberikan energi untuk memantul.

• Langkah No 23. Jangan sarkastik & meletakkan lain bawah. Negatif masyarakat humor mungkin termasuk sarkasme, merendahkan & hurtful sambutannya. Apapun yang melibatkan humor sarkasme yang membuat menyenangkan orang lain adalah buruk rasa. Diampuni adalah cedera yang lebih mudah daripada yang menghina.

• Langkah 24 No. Agar teman, menjadi teman. Persahabatan membawa korban. Membangun hubungan persahabatan & membawa korban, loyalitas & jatuh tempo. Membawa korban pergi dari satu jalan & tidak pernah terjadi by the way. Egoisme merusak persahabatan.

• Langkah No 25. Perlihatkan empati. Yang salah yang kita lakukan kepada orang lain & kita menderita apa yang beratnya berbeda. Empati sendiri adalah karakteristik yang sangat penting dari kualitas positif. Orang yang empati meminta sendiri pertanyaan ini: "Bagaimana saya merasa jika saya seseorang diperlakukan demikian?" Tampilkan banyak pengertian, simpati & kasihan terhadap orang lain.

Berhasil membangun masyarakat yang magnetis penampilan & kepribadian yang ramah akan membantu dalam mendapatkan kerjasama dari yang lain. J penampilan pribadinya dengan mudah mengenali tapi sulit untuk menentukan. Hal ini terlihat dalam cara orang berjalan & berbicara, maka nada suara, kehangatan dalam perilaku & itu pasti tingkat keyakinan.

Dalam suatu organisasi dimana anda bekerja anda perlu berhubungan sangat baik dengan semua jenis orang terlepas dari posisi mereka & status mereka terus. Anda perlu untuk mendapatkan yang terbaik dari mereka setiap waktu. Orang yang tidak sempurna, orang akan tetap tidak sempurna & adalah bagaimana Anda mendapatkan pekerjaan yang dilakukan melalui orang-orang ini tidak sempurna adalah bahwa semua hal. Oleh karena itu, hubungan antar pribadi adalah kunci sukses untuk semua organisasi.

Sumber ini melalui artikel yang telah ditulis telah banyak. Saya telah melalui beberapa buku manajemen, buku-buku pengembangan diri, jurnal & majalah sebelum saya memutuskan untuk menulis artikel ini. Saya selalu merasa bahwa sebagai sumber daya manusia yang paling penting dengan sumber & pengalaman & keahlian nilai masyarakat meningkatkan kemajuan dengan usia. Jika salah satu kebutuhan yang akan berhasil di tempat usaha, dia perlu memiliki kemampuan masyarakat dalam abundance.-Pengarang Iyer-PK

Peran Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia

sumberdaya Pentingnya SDM

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.

Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis dengan ucapan berikut:

“For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for production. … I think this will hold true even more in the future.”[1][2]

Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital yang semakin santer kita dengar.

Scope/Lawas mata kuliah MSDM

Lawas mata kuliah MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu hal ihwal staffing dan personalia dalam organisasi, yang mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan, promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap manajer maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap manajer. Dan aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman).

Tantangan manajer masa kini adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.

MSDM Strategis

Dessler (2000) mendefinisikan Manajemen SDM strategis sebagai berikut:

“Strategic Human Resource Management is the linking of Human Resource Management with strategic role and objectives in order to improve business performance and develop organizational cultures and foster innovation and flexibility”. [2][3]

Jelaslah bahwa para manajer harus mengaitkan pelaksanaan MSDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added perusahaan.

Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human capital perusahaan.

Kecenderungan global: Perubahan, pergeseran

Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang berlangsung cepat. Tingginya dinamika atau cepatnya perubahan dapat tergambar dari total perdagangan (impor dan ekspor) Amerika Serikat pada tahun 1991 bernilai US$ 907 milyar, pada tahun 1996 meningkat menjadi US$ 1.4 trilyun. Perubahan ini disebabkan antara lain oleh:

· berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat pada 10-20 tahun terakhir, terutama dalam telekomunikasi, penggabungan komputer dengan komunikasi, CAD, CAM dan robotika.

· pengaruh globalisasi: perusahaan manufaktur Amerika Serikat memanfaatkan buruh murah di negara-negara berkembang, persaingan yang semakin mendunia, produksi manufaktur multinasional (Toyota di AS, IBM di Jepang dsb.).

· pengaruh deregulasi atau berkurangnya pengaturan harga, entry tariff dsb. oleh pemerintah, proteksi dan monopoli yang semakin berkurang menyebabkan munculnya berbagai perusahaan baru dalam bidang telekomunikasi, penerbangan, bank yang beroperasi dengan biaya yang relatif lebih rendah (sangat kompetitif).

· demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce diversity, diskriminasi tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita

· perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRT yang menjadi negara industri, berdirinya asosiasi-asosiasi regional (EU, NAFTA, APEC dll.) yang bertujuan antara lain untuk kerjasama ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan; reformasi di Indonesia yang meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di dunia usaha.

Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada semakin banyaknya pilihan bagi konsumen; terjadinya mergers, joint-venture dan bahkan divestasi dan menutup usaha; siklus hidup produk menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-fenomena tersebut menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer. Menjawab tantangan ini, agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan, organisasi bisnis harus responsif, cepat bereaksi dan cost-effective.

Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal dengan 7 – 10 lapis kini mulai di”datar”kan menjadi hanya 3 – 4 lapis (AT&T dan GE dari 12 kini menjadi hanya 6 lapis atau kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno, tradisional, out of style, “rantai komando” semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating procedures yang jelas. Ini juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita benar mengacu kepada cost effectiveness dan fungsi-fungsi line and staff management yang efisien, apakah memang diperlukan adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu rektor, atau sebaliknya? Bukankah staff dan line functions kedua management lines tersebut sama? Apakah tidak terdapat redundancy yang berakibat pemborosan? Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan pemerintah yang memang memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan membahas masalah-masalah perlunya debirokrasi dan pemborosan yang berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk melakukannya mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang manfaatnya jika para penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya.

Perampingan personalia (downsizing),), dan kecenderungan bekerja dalam team yang lebih mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah pemberdayaan yang kini digunakan dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM. Pemberdayaan tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line employees (seperti front desk clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan.

Berkaitan dengan kiprah manajer mengantisipasi perubahan struktur organisasi bisnis, Prof. Rosebeth Moss Kanter mengatakan:

“Position, title and authority are no longer adequate tools for managers to rely on to get their jobs done. Instead, success depends increasingly on tapping into sources of good idea, on figuring out whose collaboration is needed to act on those ideas, and on working with both to produce results.” [3][4]

Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan. Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah (“komando”) ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu.[4][5]

Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) juga semakin meningkat. Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan “cara penanganan” (manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau[5][6].

Dalam ketegori workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005[6][7]. Demikian pula tenaga kerja wanita termasuk wanita berkeluarga dan dual career secara global cenderung meningkat.

Bank teller, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting[7][8], yang membuka pelamar kerja untuk Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall etc.); Enterprise Solutions Risk Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAP review/audit, Oracle, project management); Banking Systems Specialist, Telecommunications System Consultants (a.l. berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service provision, E-Commerce, EDP audit etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer Solutions Consultants.


Model PAKEM

pakem

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangakan (PAKEM)
PAKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing).
Dalam PAKEM guru-guru menggunakan berbagai sumber belajar

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan pembelajaran.

Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39) adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah — semua tampak kemerah-merahan.

Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari para ahli pendidikan. Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan tentang pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5). Menurutnya pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka umum dalam Praktek Profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian Kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: (1) mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran; (2) membantu para guru menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran di kelas; (3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan (4) sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikum untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.

Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)

PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

A. ALASAN PENERAPAN PAKEM
PAKEM diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan
materi bagi peserta didik.

B. CIRI-CIRI / KARAKTERISTIK PAKEM
Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah:
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik

C. PRINSIP PAKEM
Prinsip PAKEM antara lain:
1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional
2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik
3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah
4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan

D. JENIS PENILAIAN SESUAI DG PEMBELAJARAN MODEL PAKEM
1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.

E. TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan

F. MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN MODEL PAKEM
1. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
2. Dalam pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang, oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang di maknai selain sebagai Kerangka umum untuk Praktek Profesional guru, juga dimaksudkan sebagai studi komprehensif tentang praktik pembelajaran, maupun petunjuk pelaksanaanya. Selain itu dokumen itu juga dimaksudkan untuk mendorong para guru untuk: (1) mengkaji lebih jauh tentang pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lainnya; (2) menjadi bahan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukannya; (3) merupakan seni, seperti hal nya ilmu mengajar yang terus berkembang, dan (4) juga sebagai katalisator untuk mengembangkan profesional guru lebih lanjut.

Gambaran mengenai pendekatan pembelajaran yang lebih jelas terdapat dalam artikel pendidikan yang diterbitkan oleh Saskatchewan education (1980) Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka besar tentang tugas profesional guru yang di dalamnya meliputi: model-model pembelajaran, Strategi-strategi pembelajaran, metode-metode pembelajaran dan juga keterampilan-keterampilan mengajar. Pendekatan pembelajaran juga merupakan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dengan menyusun dan memilih model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran maupun keterampilan mengajar tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

INSTRUCTIONAL APPROACH

Gambar 3:

Instructional Frame Work

(Sumber: Saskatchewan Education, 1988:9)

Berdasarkan diagram di atas, pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Diagram tersebut juga memperlihatkan dengan lebih jelas tentang hubungan antara model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran dan keterampilan mengajar.

Menurut Philip R. Wallace (1992: 13) pendekatan pembelajaran dibedakan menjadi 2, yaitu: Pendekatan konservatif (conservative approaches) dan pendekatan liberal (liberal approach). Pendekatan konservatif memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Sedangkan pendekatan liberal (liberal approaches) adalah pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan luas kepada siswa untuk mengembangkan strategi dan keterampilan belajarnya sendiri.

Mungkin kita kurang familier dengan istilah pendekatan konservatif dan pendekatan liberal. Sekarang para ahli pendidikan lebih senang menggunakan istilah pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach) untuk pendekatan konservatif dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approach) untuk pendekatan liberal sebagaimana ditulis dalam websait http://www.wcer.wisc.edu/step/ep301/fall2000/tochonites/stu_cen.html McCombs and Whistler (1997), Papalia (1996), Stuart (1997), Silberman (1996) dan Benson and Voller (1997) lebih suka menggunakan istilah tersebut.

Di Indonesia kedua istilah di atas lebih familier digunakan dengan istilah pendekatan konvensional dan pendekatan siswa aktif atau PAKEM. Kosa kata PAKEM yang merupakan kependekakan dari Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan tersebut mulai banyak digunakan sejak tahun 1999, yaitu pada saat UNICEF dan UNESCO membantu untuk meningkatkan mutu pembelajaran di Indonesia dengan programnya CLCC (Creating Learning communities for Children) yang kemudian di Indonesia lebih dikenal dengan program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Sejak saat itu untuk membandingkan antara pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, hampir semua program bantuan luar negeri di Indonesia seperti: PLAN, AUSAID, USAID, NZAID, dan Intel Teach lebih suka menggunakan istilah pendekatan konvensional v.s pendekatan siswa aktif / PAKEM. Bahkan mulai tahun 2003 Departemen Pendidikan Nasional juga sudah sering menggunakan istilah tersebut.

Baik dalam pendekatan pembelajaran konvensional maupun dalam pendekatan pembelajaran PAKEM di dalamnya ada: model-model pembelajaran (instructional models), strategi pembelajaran (instructional strategies), metode-metode pembelajaran (instructional methods) dan ada juga keterampilan-keterampilan mengajar (instructional skills).

Review Cooperative Learning

Thursday, March 11, 2010

TeamWin2 Sudah banyak penelitian terapan tentang Cooperative Learning yang dilaksanakan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, terutama oleh mahasiswa. Beberapa diantaranya dikaji dalam penelitian untuk skripsi.
Kelemahan: Cooperative Learning membutuhkan komponen khusus, yaitu guru yang benar-benar “spesial” (kreatif), sebab ia akan mengontrol dan mengarahkan sistem belajar dalam kelompok-kelompok belajar siswa di kelas untuk memecahkan suatu permasalahan.
Cooperative Learning berpotensi hanya mengaktifkan beberapa orang saja dalam suatu kelompok, sementara yang lain pasif mengunggu jawaban dari teman-temannya. Siswa yang kurang mampu dalam “kecerdasan kognitif” dapat terabaikan.
Ruang kelas yang memadai menjadi salah satu prasayarat utama yang tidak dapat ditawar-tawar lagi keberadaannya. Ruang yang luas, kedap suara, media presentasi yang cukup/representatif, penataan meja dan kursi yang membangkitkan semangat belajar dan berinteraksi. Di sinilah tampak kesenjangan dengan keadaan sekolah-sekolah kita (di Indonesia), berani kita katakan bahwa bangunan sekolah banyak yang kurang memadai, sebagian sekolah yang kurang memenuhi unsur “safety” bagaimana mungkin dapat memenuhi kepentingan aktivitas belajar yang memadai. Mau membaca buku saja sudah tidak tenang, bagaimana siswa akan berinteraksi dengan siswa dan guru? Ya to...
Cooperative Learning harus diperkenalkan kepada siswa sejak dini, atau melalui pendidikan bagi para calon guru di lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) secara komprehensif. Sebab, salah satu pilar pendidikan adalah learning to live together, maka sejak dini harus dibiasakan (habituasi). Kenyataan pada praksis pendidikan kita di LPTK, perkuliahan kurang memberikan bekal tentang beragam metode pembelajaran yang dapat diterapkan bahkan dimodifikasi oleh para calon guru. Sedangkan perpustakaan minim sekali menampilkan beragam buku yang menjanjikan dalam revolusi model dan metode pembelajaran. Calon guru harus memahami bagaimana cara belajar yang benar bukan hanya cara mengajar yang benar.
Saat ini, Cooperative Learning telah dijalankan di berbagai macam sekolah dan institusi pendidikan di seluruh dunia, yang meliputi jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Hal yang tidak terbantahkan adalah bahwa Cooperative Learning telah meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pendidkan formal, non formal, bahkan jika diterapkan dalam pendidikan keluarga dapat juga berpengaruh besar. Tentu saja dalam ranah keluarga, Cooperative Learning mendorong berkembangnya kerjasama dan sistem sosial berafeksi yang lebih dekat antar anggota keluarga.
Cooperative Learning bisa disbeut sebagai sebuah model, metode, maupun pendekatan dalam pembelajaran. Penggunaannya bukan hanya terbatas pada mata pelajaran tertentu, misalnya matematika saja, namun juga dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Syaratnya adalah perlu ketersediaan waktu dan kecekatan guru untuk mengkombinasikannya dengan berbagai metode pembelajaran lainnya.
Cooperative Learning dapat diterapkan untuk semua jenis kelas siswa; kelas khusus anak berbakat, kelas pendidkan laur biasa (pendidikan khusus), kelas dengan siswa berkecerdasan rata-rata, dan siswa dengan kondisi heterogen. Di tengah berkembangnya semangat multikultural dalam ranah pendidikan Indonesia, Cooperative Learning sangat kondusif “memanjakan” siswa dari latar belakang agama, etnis, budaya, termasuk latar belakang akademik yang berbeda-beda.
Kembali ditegaskan bahwa tujuan inti Cooperative Learning adalah memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya dapat menjadi anggota sistem sosial yang bahagia dan bermanfaat.
Menariknya, buku Cooperative Learning ini bukan semata-mata membicarakan teorinya saja, tetapi ada serangkaian contoh pelaksanaan pembelajaran dengan didukung oleh metode kooperatif ini. Di dalam wahana Cooperative Learning ini tidak hanya disajikan satu metode, namun ada beragam metode pembelajaran dengan beragam konsep aplikasinya. Dalam buku ini, juga diberikan hal yang bersifat praktis yang tersusun dalam petunjuk bertahap yang telah dengan sukses digunakan oleh ribuan guru dalam setiap tingkatan kelas dan dalam berbagai subjek belajar. Jadi, yang jelas berbeda antara buku ini dengan buku “pembelajaran kooperatif” lainnya adalah di sini membicarakan mengenai teori, penelitian dan pedoman praktis mengenai pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam kursus-kursus pendidikan dan lokakarya.

Strategi Belajar

1536ca6ba8477c84_strategi_belajar Sebelum membahas lebih jauh mengenai strategi belajar, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu mengenai manfaat dari belajar itu sendiri dan perbedaannya dengan pembelajaran. Buat apa kita belajar? Mungkin pertanyaan ini hampir tidak pernah terbesit di pikiran kita atau bahkan seringkali kita mengabaikannya. Sedangkan hampir keseluruhan hidup kita dipenuhi oleh kegiatan yang baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan suatu proses belajar, karena seluruh aktivitas hidup adalah bagian dari belajar. Dengan belajar maka akan menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat, sehingga ia dapat menciptakan perubahan di masyarakat, selain itu juga meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri. Yang tidak kalah penting adalah bahwa setiap agama mewajibkan umatnya untuk belajar. Belajar memahami mana yang baik dan benar baik secara formal maupun tidak, belajar dari kesalahan, dan elajar tentang segala hal yang ada di dunia.
Berbeda dengan belajar, pembelajaran merupakan kegiatan yang lebih berbicara tentang interaksi, baik siswa dengan guru, dosen ataupun lingkungan. Pembelajaranpun diesesuaikan dengan konteks atau keadaan, karena proses pembelajaran tidak boleh dilakukan oleh orang yang sembarangan, harus dilakukan oleh orang yang profesional di bidangnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemungkinan dan atau kemudahan untuk memperoleh pengetahuan agar kegiatan yang kita lakukan sehari-hari menjadi lebih mudah oleh orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah, dan terkendali. Pembelajaran merupakan intervensi dengan tujuan terjadinya belajar. Ada keterkaitan yang erat diantara keduanya.
Di dalam pembelajaran terjadi perubahan paradigma. Perubahan paradigma yang dimaksud yaitu perubahan cara pandang dari pendekatan pembelajaran yang konservatif menjadi pendekatan pembelajaran yang lebih modern. Misalnya dengan melakukan pengajaran pembelajaran yang awalnya merupakan teacher centered atau pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru, menjadi pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif, yaitu student centered. Perubahan paradigma tersebut juga disebabkan oleh perubahan landasan yang mempengaruhi proses belajar, yaitu dari pembelajaran yang berciri behaviouristik beralih menjadi pembelajaran yang konstruktivistik atau pembelajaran mandiri untuk terus melakukan pembelajaran. Selain itu, saat ini sekolah-sekolah formal lebih banyak melakukan pendekatan ilmiah dengan memberikan teori-teori pembelajaran untuk dipelajari, dihubungkan, dan diterapkan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi, adanya perubahan landasan behaviouristik menjadi konstruktivistik, maka perlu diketahui perbedaan yang lebih mendalam mengenai keduanya. Behaviouristik merupakan kegiatan pembelajaran oleh guru kepada siswa hanya dengan tujuan menambah pengetahuan, sedangkan pengetahuan yang diberikan hanya pengetahuan yang bersifat objektif dan pasti. Pengetahuan terstruktur rapih dan seragam. Maksudnya yaitu pengetahuan yang diberikan terlalu kaku dan setiap siswa diajarkan dengan cara yang sama. Sedangkan konstruktivisme membawa pembaharuan dengan proses belajar yang lebih mengenai pemaknaan atas pengetahuan itu sendiri yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena teori ini menganggap bahwa pengetahuan merupakan hal yang nonobjektif dan senantiasa berubah. Pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam, sehingga akan menimbulkan rasa penasaran akan pengetahuan dalam diri kita untuk terus memecahkannya.
Kita akan beralih dari pengertian-pengertian yang sudah dijabarkan diatas menuju kepada proses pembelajaran yang ideal dan lebih kepada konstruktivisme. Proses pembelajaran sebaiknya disusun secara sistemik dan sistematik. Sistemik berdasarkan sistem dan sistematik atau secara berurutan. Interaksi yang terjadi di dalam kelas pun harus optimal antara tenaga pendidik, peserta didik, dan sumber belajar. Faktor lainnya yang harus diperhatikan yaitu suasana belajaranya, apakah sudah layak dan mendukung kegiatan pembelajaran atau belum. Suasana belajar dibuat semenyenangkan dan senyaman mungkin. Siswa perlu diberikan sesuatu yang menantangnya untuk berpikir, sehingga mendorong semangatnya dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang efektif harus memperhatikan berkembangnya prakarsa atau inisiatif atau bahkan koridor yang menjadi batasan aturannya. Guru sebagai tenaga pendidik harus mempunyai fungsi untuk memberikan keteladanan dan membangun kemandirian di dalam diri siswanya.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang bisa digunakan untuk menciptakan kegiatan belajar yang bervariasi di kelas. Strategi-strategi ini diciptakan agar siswa tidak menjadi jenuh dengan metode belajar yang itu-itu saja. Ada dua contoh strategi pembelajaran yang bisa dijadikan acuan ketika seorang guru akan melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Yang pertama yaitu pembelajaran tematik. Pembelajaran ini dirancang berdasarkan tema tertentu. Tema yang diberikan kepada siswa ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Manfaat dari dilakukannya strategi ini yaitu dapat menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, sehingga menawarkan dinamika dalam pembelajaran. Selain itu dapat menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, sehingga menyediakan pembelajaran yang integratif. Manfaat yang diperoleh siswa yaitu dapat membantu siswa membangun hubungan antara konsep, ide dan pemahaman mengenai materi yang diajarkan.
Strategi yang kedua yaitu melalui pembelajaran kooperatif. Strategi ini mengorganisasikan isi ajaran dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar aktif di kelas. Belajar aktif itu sendiri meliputi :
- Belajar menemukan (discovery learning)
- Belajar berbasis masalah (problem-based learning)
- Belajar kontekstual (Contextual-learning)
- Belajar mandiri (Independent learning)
- Belajar kooperatif (Cooperative learning)
- Belajar pemetaan konsep (Concept-mapping learning)
sumber : http://dianaaprill.onsugar.com

Quantum Learning

multiple_inteligency Quantum learning merupakan penerapan cara belajar baru yang lebih melihat kemampuan siswa berdasarkan kelebihan atau kecerdasan yang dimilikinya. Quantum berarti percepatan atau lompatan. Kerangka pemikiran yang dibangun oleh ciri pembelajaran quantum learning ini adalah adanya sikap positif yang dibangun dalam diri siswa, dengan meyakinkan siswa bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan pikiran yang tidak terbatas. Ada yang beranggapan bahwa otak kita sama dengan otak Einstein. Dengan mempercayai kekuatan pikiran, kita dapat mengetahui dalil tentang otak, bahwa otak harus dilatih dan tidak masalah jika harus digunakan secara terus menerus. Kita hanya tinggal memilih saja, ingin memanfaatkan organ yang paling penting dalam hidup ini atau mengabaikannya sehingga menjadi tidak berguna.

Dalam quantum learning guru sebagai pengajar tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motivasi kepada siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya untuk belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe kecerdasan yang dimilikinya. Cara belajar yang diberikan kepada siswa pun harus menarik dan bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran. Disamping itu, lingkungan belajar yang nyaman juga dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif. Siswa dapat menangkap materi yang diajarkan dengan mudah karena lebih mudah untuk fokus kepada penyampaian guru. Pembelajaran pada quantum learning menuntut setiap siswa untuk bisa membaca secara cepat dan membuat ringkasan berupa catatan terserah senyamannya cara mereka meringkasnya bagaimana.

Saat kita belajar adalah saat yang harus dibangun sebagai sesuatu yang menyenangkan. Maksudnya yaitu ada manfaat yang kita dapat dari hasil belajar. Ketika kita merasa bahwa ada manfaat yang kita dapat dari belajar, maka dapat dikatakan proses belajar yang telah kita jalani memperoleh keberhasilan. Bagaimana proses belajar yang baik? Proses belajar yang baik harus dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan, oleh karena itu guru harus mencari cara terbaik untuk membuat siswa merasa nyaman dan bersahabat ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa fase belajar yang dominan dalam hidup kita yang menunjukan masa-masa dimana belajar merupakan suatu kebutuhan dan paksaan bagi kita. Masa-masa awal belajar dimulai pada umur satu tahun, fase dimana kita mau tidak mau belajar untuk berjalan. Umur dua tahun yaitu fase belajar berkomunikasi karena keinginan dalam diri untuk bisa berbicara dengan orang lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai tahu sekitar 90% kata-kata yang kita dengar dari orang lain. Enam tahun, fase kita belajar membaca dan masa-masa penurunan semangat belajar adalah ketika umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai menganggap belajar sebagai sesuatu yang menyebalkan dan menakutkan. Oleh sebab itu pada masa ini peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan saja, dalam sehari diperkirakan seorang anak menerima sekitar 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif. Hal inilah yang merupakan kesalahan dari orang-orang terdekat si anak, karena pujian dan motivasi kurang diberikan kepada anak. Anak akan merasa down karena merasa kurangnya dukungan dari orang sekitar. Padahal kalau kita telaah, setiap anak memiliki kecerdasan yang berbagai macam beserta kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada salahnya untuk memberikan dukungan kepada anak. Karena rasa percaya diri yang diperolehnya seorang anak dapat mengembangkan minat dan bakatnya melalui kecerdasan yang dimilikinya. Macam-macam kecerdasan yang dimaksud tadi diantaranya yaitu : kecerdasan linguistik (kecerdasan berbahasa), logika-matematik, visual atau spasial (mampu mengaitan dan menghubungkan suatu hal secara analiti), kinestetik (gerak sensor motorik), musikal, intrapersonal (mampu mengendalikan emosi dan tahu jati dirinya), dan yang terakhir yaitu interpersonal (bisa berkomunikasi dengan baik dan senang bersosialisasi dengan orang lain).

Otak manusia tumbuh karena adanya stimulus yang berasal dari sensor motorik yang memberikan kontak dengan lingkungan. Selain itu juga adanya sensor emosional-kognitif yang memberikan stimulus misalnya berupa bermain, meniru, mendongeng dalam diri anak. Sedangkan setiap manusia akan mencapai tahap yang lebih tinggi dalam tingkat kecerdasannya sesuai dengan perkembangan otak dan keingintahuannya, yaitu tahap pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli selama bertahun-tahun dipercayai otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan dan kiri yang mempunyai kemampuan berbeda-beda. Pada otak kiri terdapat bermacam-macam kemampuan, yaitu kemampuan untuk berpikir logis, sekuensial, linear, rasinal (beralasan), konvergen, dan vertikal. Sedangkan otak kanan mempunyai kemampuan berpikir secara acak, tidak teratur (fokus berpindah-pindah), mempunyai sifat yang intuitif artinya pemanfaatan fakta yang ada dikembangkan menjadi lebih imajinatif, berpikir secara holistic atau menyeluruh dan terkait, dan pemikirannya divergen dan lateral.

Pendayagunaan otak sangat berpengaruh terhadap tipe belajar yang ditunjukkan oleh seorang anak. Hal itu dapat dilihat dari seberapa aktif dan pasif-kah partisipasi seorang anak dalam menikmati kegiatan belajar yang dilakukannya. Perbedaan yang mencolok diantara keduanya yaitu, pada tipe anak yang belajar aktif, ia akan belajar apa saja dari setiap situasi yang ada, memanfaatkan apa yang dipelajari sebagai keuntungan kita, selalu proaktif, dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan tipe paasif merupakan kebalikkan dari tipe aktif. Hal ini bisa dibilang merupakan hal yang negatif, karena seorang anak tidak melihat kesempatan belajar yang ada, selalu mengabaikan peluang berkembang dari apa yang dipelajarinya, reaktif, dan menarik diri dari kehidupan.

Oleh sebab itu, ada baiknya mengenai betapa pentingnya manfaat belajar harus disampaikan kepada peserta didik sehingga siswa tahu apa saja hal-hal posistif yang ia peroleh dari belajar. Dan juga agar siswa nantinya meningkatkan kemampuan belajarnya untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan timbul pilihan hidup yang lebih banyak, maka akhirnya akan timbul rasa percaya diri yang menjadi kekuatan pribadinya. Untuk menciptakan rasa percaya diri tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu setiap selesai atau berhasil mengerjakan suatu tugas, kita bisa merayakannya. Karena perayaan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan diri, dan motivasi untuk langkah berikutnya.

Selain faktor internal tersebut, faktor eksternal sangat diperlukan guna menunjang motivasi belajar seorang siswa. Dalam hal ini penataan ruang belajar sangat berpengaruh kenyamanan belajar siswa. Penataan lingkungan belajar meliputi perabotan, pencahayaan, musik, alat bantu visual, penempatan, temperature, tanaman, kenyamanan yang diciptakan oleh siswa maupun guru, dan suasana hati yang timbul dari semuanya itu. Kondisi belajar yang menyenangkan dapat juga dilakukan di rumah. Misalnya belajar sambil mendengarkan musik. Keuntungan yang diperoleh dari hal ini yaitu denyut nadi dan tekanan darah menjadi turun dan gelombang otak menjadi lambat sehingga kita akan merasa tenang dan rileks.

Mudah saja menemukan gaya belajar yang kita miliki, karena cara belajar yang kita miliki merupakan gabungan dari cara kita menyerap informasi, cara mengatur informasi, dan cara mengolah informasi yang kita dapat. Jika belajar dilakukan dengan bergantung pada kecerdasan anak, maka akan dapat dikelompokkan modalitas belajar, diantaranya yaitu dengan cara melihat (visual), dengan cara mendengar (auditorial), dan dengan cara melalui gerakan (kinestetik). Atau ada cara belajar terbaru yang saat ini sudah diaplikasikan oleh berbagai kalangan yaitu yang biasa kita kenal dengan sebutan mind-mapping (peta pikiran). Banyak manfaat dari mind-mapping ini, salah satu diantaranya yaitu dapat mempermudah dan meringkas materi yang banyak muatannya

sumber : http://dianaaprill.onsugar.com